Pasang Iklan Gratis

Ribuan siswa di lima lokasi Desa Siapsiaga Deklarasi Pelajar Damai

 Sebanyak ribuan siswa di lima lokasi Desa Siapsiaga melaksanakan Deklarasi Pelajar Damai dalam upacara bendera, Senin guna melawan intoleransi, kekerasan hingga perundungan (bullying).

Deklarasi Pelajar Damai digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) secara serentak di sekolah-sekolah pada lima lokasi Desa Siap Siaga BNPT, yakni Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak di Provinsi Banten serta Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cirebon di Provinsi Jawa Barat.

Di Kabupaten Pandeglang, Banten, Deklarasi Pelajar Damai digelar di sekitar 16 SMP/SMA/SMK pada Kecamatan Menes.

Bertindak sebagai pembina upacara di salah satu sekolah pada Kecamatan Menes, Komandan Rayon Militer (Danramil) Menes Letnan Satu Infanteri Ibna Suhar mengajak para pelajar merenungkan kembali bahwa keberagaman merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sekolah.

"Perbedaan latar belakang, agama, penampilan, hingga kondisi keluarga kerap menjadi alasan munculnya tindakan merendahkan atau mengejek teman sebaya," ujar Lettu Inf. Ibna, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta.

Padahal, menurut dia, bentuk sekecil apa pun dari ejekan, pengucilan, atau merendahkan merupakan tindakan perundungan yang harus dihentikan.

Dikatakan bahwa kekerasan tidak hanya soal fisik lantaran kata-kata, tatapan meremehkan, dan menjauhkan seseorang dari pergaulan, juga merupakan bentuk kekerasan yang menyakiti.

Selain perundungan, para pelajar juga diberikan pemahaman mengenai bahaya sikap intoleran, yakni merasa paling benar dan menolak perbedaan.

Dirinya menekankan berbagai nilai kebangsaan Indonesia dibangun di atas keberagaman, sebagaimana semboyan Bhinneka Tunggal Ika, sehingga intoleransi yang tumbuh di lingkungan pendidikan dinilai dapat mengancam harmoni sosial.

Sementara itu, Kepala SMAN 4 Pandeglang Dewi Asiah menyambut baik Deklarasi Damai yang digagas BNPT. Ia menyatakan sekolah akan menerapkan pembacaan deklarasi tersebut dalam upacara rutin.

“Deklarasi Damai ini langkah positif. Kami akan menyampaikan setiap upacara agar tertanam dalam pikiran siswa,” kata Dewi.

Ia berharap deklarasi itu tidak hanya menjadi seremonial, tetapi benar-benar dipahami dan diamalkan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Disebutkan bahwa pengucapan Deklarasi Damai harus menjadi nilai yang dihayati, bukan sekadar kata-kata. Harapannya, siswa mampu menerapkannya dalam sikap dan perilaku mereka.

Karena itu, menurut Dewi, menegaskan penguatan disiplin, pengawasan pembelajaran, serta pencegahan perundungan menjadi prioritas sekolah menyusul insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta.

Dia menyampaikan sekolah harus semakin waspada terhadap aktivitas siswa, terutama terkait penggunaan gawai tanpa pengawasan.

Deklarasi Pelajar Damai mendeklarasikan komitmen bersama mewujudkan Pelajar Damai, yang menegaskan kembali peran sekolah bukan hanya sebagai tempat menimba ilmu, melainkan juga ruang pembentukan karakter dan akhlak.

Kegiatan tersebut menekankan tiga komitmen utama, yakni mewujudkan sekolah sebagai ruang aman dan damai, tanpa rasa takut, kebencian, maupun diskriminasi; menumbuhkan budaya saling menghargai, termasuk keberanian untuk menolong teman yang menjadi korban intimidasi; serta menjadi agen perdamaian, yaitu pelajar yang berani menyebarkan kebaikan, empati, dan melindungi satu sama lain.

Para siswa juga diajak untuk lebih aktif menciptakan lingkungan positif. Jika melihat teman berbeda, mereka diminta untuk merangkul, bukan menjauhi.

Sementara jika melihat teman disakiti, mereka didorong untuk tidak berdiam diri dan mencari bantuan pihak yang tepat.

Ditegaskan bahwa kekuatan pelajar bukan pada otot, tetapi pada hati yang memahami, menghargai, dan melindungi sesama.

Melalui deklarasi, sekolah diharapkan menjadi tempat lahirnya generasi muda yang cerdas, berakhlak, dan berjiwa toleran. Para siswa mendukung penuh gerakan Sekolah Damai sebagai langkah nyata menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan aman bagi semua.

Kegiatan ditutup dengan pembacaan deklarasi bersama dan komitmen menjaga sekolah sebagai ruang belajar yang bebas dari intimidasi serta kekerasan dalam bentuk apa pun.

Dengan semangat itu, para pelajar berharap dapat menjadi bagian dari perubahan menuju Indonesia yang lebih damai dan beradab.

0 Response to "Ribuan siswa di lima lokasi Desa Siapsiaga Deklarasi Pelajar Damai "

Posting Komentar